Kamis, April 24, 2008

episode hidup

penggal jalan itu jadi saksi bisu
sbuah harapan dan perjuangan
atas realita dan suratan

dan jiwa di sana coba menguntai hidup
membangun kerajaan rapuh
dengan harapan yang tak pernah utuh
dengan juang yang tak pernah cukup


jiwa yang lugu tak pernah sadari politik keji
yang ia pahami hanyalah takdir

uji yang entah kan berakhir

jiwa itu tak pahami
di sana ada sang raja

yang titahnya adalah lonceng kematian

merdu suaranya adalah nyanyian kesedihan
tawanya adalah denyut penderitaan
tangannya bagai gurita pemangsa
buah pikirnya bagai sarang laba-laba

sang rajalah dalang
dan si jiwa hanya anak wayang
di atas pentas hidup mainkan peran redup

si jiwa lugu tak jua peduli
walau jalannya terintang duri
meski skenarionya mengoyak yang teruntai
ia pahami hanyalah takdir
uji yang entah kan berakhir

Kamis, April 17, 2008

Pulang ke keabadian

Jalan itu tak ada ujung, lelah kususur
Lorong gelapnya sisakan penat dalam hidupku
Cadas permainan buatku rakus dan silap
Aku lelah terinjak dan menginjak

Di riuh runyam lingkaran setan jiwaku rasa hilang sukma, kosong
Jalan itu tak ada ujung, aku majnun

Sedu ku meruah, impikan meraih makrifat
Rinduku mengembara, merangkak ke arupadatu
Menuntunku tuju semayam batara mesias
Tapi aku terhempas
angin ambingkanku bagai layangan




Sudah lelah kembaraku di untaian buana fana
Wangsa emas pudar terbang tinggalkan semburat buram
Lirih rintih senandung alam sunyi memanggilku
dan nyanyian izrail mengajakku pulang ke keabadian

tubuhku menggigil, sambut uluran gabriel menuntunku
melayang ringan, menjejak bentangan permadani suci terulur

Butir kemilau berhambur lumuriku, cahaya bianglala membingkaiku
Semerbak ratus sesaki penciumanku,

kulihat sayup aku melebur moksa
Kutapaki ribuan tangga terjulur
Menuju kesempurnaan dalam keabadian

Rabu, April 16, 2008

Rapuh...


Tersungkur, gelap, kaku

Ku terawang singgasanaMu

Jauh nian jarakMu

Tak mampu ku melangkah menujuMu

Rapuh jiwaku

Raga terhempas, terdampar sesat

Tulangku mengapur, kaku berkarat

Darahku terhenti sesaat

Rapuh jasadku..

Tersayatku, rindui teduhMu

Terpurukku, harap ulurMu

Namun rapat terpampat pintuMu

ampunMu terlarang untukku



Rabbku......aku rapuh

Tiada waktukah untukku

Di batas inikah pengembaraanku

Pengembaraan penuh kebejatan

Kini ku bersujud mohon kebijakan

Akhir sebuah kisah


Sahabat..

yang tersisa hanya sebaris senyum

dan ucap maaf

ketika semua tak cukup kuat untuk membuatmu bertahan

Sahabat,,

terima kasih untuk kisah itu

kan tersimpan kekal olehku

semoga kenangan yang menyisa

dan keping serpihan asa

mampu membuatku tegar menapak

mar 07

Lelah..

Rintihku menjadi daur, atas nama mimpi yang kalahkan ego, kutelan tiap tetes tangis mengkristal, indah tapi pedih

Auramu mengikatku, aku lemah, aku lengah, nyanyian dari lidah tajam bibir sumbingmu taklukanku, redam rontaku di tiap permainan cantikmu, kutelan tiap tetes tangis mengkristal,

indah tapi pedih


kuhambur maaf untuk tiap hati yang kausinggahi, ulur harapku untuk menyentuh mimpi itu,

tapi menggapaimu ternyata bagai imaji, dan betapa lincah kau berlari kejar utopi

Perjalanan panjang itu buatku sangat lelah,

dan kusudahi di titik nadir energiku menjagamu




Rabu, April 02, 2008

..abadi..


sendiri, melangkah, merintih

kususur biduk ke hilir

tinggalkan padang tandus

tuju telaga beningMu

ijinkan kuteguk tirta sucinya

teteskan embun bagi dahagaku

damaikan kerontang jiwaku

biarkan kunikmati bayu

hantarkan wangi terataimu

semilir hembusan nirwana

ku ingin slalu di situ

tetap di alam itu

denganMu

Aku


Aku hanyalah setetes mani yang menjelma dalam raga

Segumpal darah yang mengalir dalam sungai watak

Hanya sebutir debu yang turut menggulung kabut

Secuil udara yang membentangkan badai

Seonggok daging yang nafasku telah Kau atur

Tanpa martabatMu aku hanyalah cela

Tanpa keagunganMu aku hanyalah kehinaan

Tanpa rambuMu aku adalah buta

Tanpa jalanMu aku akan tersesat

Aku hanya abdi yang titahMu telah terburai di Lauhul Mahfudz

Akulah candala bagi Yang Mulia

tentangmu


dalam sunyi dan penat, aku menabung kerinduan

rinduku pada senja hari saat kau melukis segaris senyum di bibrmu

rinduku pada teduh tatap mata yang menenangkan debur di sudut batinku

rinduku pada sosokmu yang membuatku mengaduk seluruh kenangan..
kenangan yang telah menjadi karat, menempel di tempurung kepalaku

rinduku ini menggemuruh, menggetarkan sel-sel kelabu

dan jika bejanaku telah penuh berkeping rindu, kubiarkan meluruh meluap memenuhi rongga-rongga di setiap inchi tubuhku, melemahkanku
dan berharap kau akan datang menyeka rinduku
seperti ombak yang menggulung pantai


dan ketika malam beranjak larut,
sebelum aku pergi ijinkan aku
menikmati seri yang mengembang di parasmu

=========================================================

kau begitu sempurna, di mataku kau begitu indah

Every time I think of you
I get a shot right through into a bolt of blue
Its no problem of mine but its a problem I find
Living a life that I cant leave behind
Theres no sense in telling me
The wisdom of a fool wont set you free
But thats the way that it goes
And its what nobody knows
And every day my confusion grows
Every time I see you falling
I get down on my knees and pray
Im waiting for that final moment
Youll say the words that I cant say

Feb, 15th, 2008
16:37 pm